Spread the love

Kalori Gorengan – Siapa yang tidak menggemari gorengan? Makanan ringan favorit banyak orang ini selalu mengundang selera karena memiliki cita rasa gurih yang lezat. Namun, tahukah Anda berapa kalori gorengan yang Anda makan? Walaupun lezat, Anda perlu membatasi konsumsinya. Sebab gorengan termasuk dalam kategori makanan tinggi kalori dan lemak trans.

Lemak trans ini dapat meningkatkan risiko obesitas, penyakit jantung, kadar kolesterol, hingga tekanan darah tinggi. Oleh karena itu, mari kita lihat daftar jumlah kalori gorengan dan tips sehat setelah mengonsumsinya berikut ini.

Berapa kalori gorengan?

Berapa kalori gorengan?
Berapa kalori gorengan?

Pada prinsipnya, jumlah kalori yang disarankan untuk dikonsumsi adalah sekitar 150-200 kalori. Kemudian, berapa kalori gorengan seperti pisang goreng, tempe goreng, tahu goreng, dan sejenisnya? Di bawah ini adalah detail kalori dan komposisi gizi kalori untuk satu buah gorengan secara umum, yang diambil dari Fatsecret.

Tempe goreng

  • Sebuah tempe goreng mengandung 34 kkal
  • Lemak 58%
  • Karbohidrat 20%
  • Protein 22%

Pisang goreng

  • Seiris pisang goreng mengandung 68 kkal
  • Lemak 44%
  • Karbohidrat 54%
  • Protein 2%

Tahu goreng

  • Sebuah tahu goreng mengandung 35 kkal
  • Lemak 62%
  • Karbohidrat 14%
  • Protein 24%

Pangsit goreng

  • Sebuah pangsit goreng mengandung 69 kkal
  • Lemak 50%
  • Karbohidrat 36%
  • Protein 15%

Terong goreng

  • Setiap 100 gram terong goreng, mengandung 148 kkal
  • Lemak 63%
  • Karbohidrat 30%
  • Protein 6%

Singkong goreng

  • Sepotong singkong goreng mengandung 40 kkal
  • Lemak 35%
  • Karbohidrat 62%
  • Protein 3%

Tips sehat setelah mengonsumsi makanan berkalori gorengan

Sebenarnya, komponen bahan dalam pembuatan makanan berkalori gorengan adalah jenis bahan makanan yang memiliki nilai gizi yang baik, seperti tempe, tahu, pisang, ubi, dan terong. Tetapi, metode pengolahan yang digunakan, termasuk penggunaan tepung, gula, dan minyak, menyebabkan tingginya jumlah kalori dalam makanan berkalori gorengan.

Kalori dalam makanan berkalori gorengan meningkat karena proses memasaknya menghilangkan kandungan air dan menyerap minyak. Terutama jika minyak yang digunakan dipanaskan pada suhu tinggi, hal ini dapat mengubah struktur kimia dari lemak. Perubahan struktur kimia lemak dapat membuatnya sulit diurai oleh tubuh dan pada akhirnya berpotensi merugikan kesehatan.

Untuk mengurangi risiko dampak negatif dari konsumsi makanan berkalori gorengan, Anda dapat mengikuti beberapa tips kesehatan berikut setelah mengonsumsinya.

1. Seimbangkan dengan konsumsi makanan kaya serat

Salah satu cara untuk menetralkan efek lemak setelah mengonsumsi makanan berkalori gorengan adalah dengan mengimbanginya melalui konsumsi makanan yang kaya serat. Serat membantu dalam proses pembuangan lemak yang terdapat dalam saluran pencernaan akibat mengonsumsi gorengan.

Tidak hanya itu, makanan yang mengandung serat juga dapat menyerap zat-zat berbahaya dan memperlancar proses pembuangan sisa-sisa zat dari sistem pencernaan. Dengan demikian, kesehatan tubuh Anda tetap terjaga.

2. Tingkatkan asupan buah dan sayuran

Langkah selanjutnya adalah dengan meningkatkan konsumsi buah dan sayuran untuk menjaga kesehatan tubuh. Buah dan sayuran dapat disajikan dalam berbagai bentuk, seperti jus, smoothie, sayur rebus, atau sup. Untuk buah, Anda juga dapat menikmatinya dalam bentuk salad buah, sup buah, atau langsung dikonsumsi.

3. Konsumsi air putih hangat

Minum air hangat setelah mengonsumsi makanan berkalori gorengan dapat memberikan manfaat yang baik untuk tubuh! Air putih hangat tanpa tambahan bahan apapun diyakini dapat merangsang sistem pencernaan dan membantu dalam pemecahan lemak sehingga lebih mudah dicerna oleh tubuh.

Selain itu, minum air putih hangat juga dapat membantu menghilangkan rasa lengket di tenggorokan akibat minyak dari gorengan dan mencegah terjadinya dehidrasi.

4. Nikmati teh hijau

Salah satu saran setelah mengonsumsi makanan berkalori gorengan adalah dengan minum teh hijau. Teh hijau dapat membantu dalam proses mengurangi minyak dan lemak dalam tubuh. Kandungan antioksidan yang tinggi juga dapat meningkatkan daya tahan tubuh dan mengurangi dampak radikal bebas akibat konsumsi makanan berkalori gorengan.

5. Lakukan olahraga secara teratur

Mengonsumsi makanan yang mengandung serat dan memperbanyak minum air putih memang merupakan langkah baik untuk mengurangi dampak buruk dari kalori tinggi dalam makanan berkalori gorengan. Namun, satu hal yang tidak boleh dilupakan adalah berolahraga secara teratur.

Setelah mengonsumsi makanan berkalori gorengan, disarankan untuk melakukan olahraga ringan, seperti jalan kaki. Hindari tiduran langsung setelah makan karena hal tersebut dapat memicu terjadinya GERD. Tidak perlu melakukan olahraga dengan intensitas berat, olahraga ringan pun sudah cukup asalkan dilakukan secara konsisten.

Dampak Mengonsumsi Terlalu Banyak Makanan Berkalori Gorengan

Mengonsumsi terlalu banyak makanan berkalori gorengan sangat tidak dianjurkan. Meskipun rasanya nikmat, makanan ini memiliki dampak yang tidak baik bagi kesehatan, antara lain:

1. Risiko Obesitas Meningkat

Konsumsi berlebihan makanan berkalori gorengan dapat meningkatkan risiko obesitas. Selain karena tingginya jumlah kalori dalam makanan berkalori gorengan, cara pengolahan dengan menggoreng juga dapat memengaruhi regulasi hormon yang mengatur nafsu makan dan penimbunan lemak.

Selain itu, panas saat penggorengan dapat mengubah minyak menjadi lemak trans, yang dapat menyebabkan penumpukan lemak di area perut dan meningkatkan risiko obesitas.

2. Meningkatkan Risiko Penyakit Kronis

Salah satu alasan untuk membatasi konsumsi makanan berkalori gorengan adalah karena mengonsumsinya secara berlebihan dapat meningkatkan risiko hiperkolesterolemia, yang dapat memiliki dampak negatif pada kesehatan pembuluh darah dan menjadi faktor risiko untuk masalah kardiovaskular seperti hipertensi, penyakit jantung koroner, dan stroke.

Selain itu, konsumsi berlebihan makanan berkalori gorengan juga dapat meningkatkan risiko diabetes. Hal ini disebabkan oleh penumpukan lemak di daerah perut yang dapat meningkatkan produksi asam lemak bebas (FFA), yang dapat mengganggu fungsi insulin dan sel beta pankreas.

Bahkan, beberapa sumber menyebutkan bahwa kondisi ini dapat memicu pembentukan radikal bebas NO yang dapat menyebabkan kematian sel, menyebabkan penurunan massa sel beta pankreas hingga 50%.

Untuk mengurangi risiko yang terkait dengan konsumsi makanan berkalori gorengan, Anda dapat mengambil beberapa langkah, seperti mengganti minyak goreng biasa dengan minyak wijen, minyak zaitun, atau minyak alpukat.

Selain itu, saat menggoreng, disarankan untuk mengontrol suhu minyak agar tidak menyerap terlalu banyak ke dalam makanan. Suhu ideal untuk penggorengan adalah antara 176 hingga 190 derajat Celsius. Anda dapat menggunakan termometer khusus penggorengan untuk memantau suhu ini.

Juga, hindari penggunaan kembali minyak yang telah digunakan sebelumnya. Jika ingin memilih opsi yang lebih sehat, Anda dapat mencoba alternatif penggorengan tanpa minyak, seperti menggunakan air fryer. Meskipun harganya lebih mahal, namun alat ini dapat menjadi pilihan untuk gaya hidup yang lebih sehat.